Monday, December 12, 2011

Untuk yang sering bikin kesal


Aku selalu belajar jujur, dan pelajaran terbesar tentang kejujuran aku dapat darimu. Tapi terkadang kejujuran itu amat menyakitkan. Sekali lagi amat menyakitkan. Dan kejujuranmu kali ini ini memang tak bias dipungkiri membuat awan hatiku bertumpuk menghitam.
Ketika keyakinanku mulai menyusun barisan bata membentuk tembok, seketika itu pula dengan sedikit tepukan tembok itu meretak tak bersuara. Terbias janji-janji masa lalu yang tak luput membayang di pekat emosi para penagih.
Aku bukan putri atapun cucu dari sang Kahlil Gibran yang mungkin mampu membuat kata-kata pemikat jiwa. Tapi aku hanya ingin mengeluarkan kata-kata sebagai wakil untuk pinta ku
Tidur di antara celah lenganmu, bersandar di sela hangatmu, semburan-semburan tawa pun tangisan, terlanjur menjadi musim-musim dalam minggu-minggu yang kian berlanjut.

No comments:

Post a Comment