Wednesday, August 17, 2011

KACANG KUPAS

Kenapa ya setiap kali Fallin’ in love, selalu sama pacar orang. Sejak aku SMA kelas tiga sampailah sekarang. Apa itu kutukan ? ah,, tidak mungkin, tidak mungkin.

Berkali-kali Fallin’ in love, berkali-kali juga hancur. Sampai kapan? Sebab tak ada yang menduga kapan rasa itu datang dan kepada siapa.

Kali ini, Seseorang yang dulunya kusebut matahari, lagi-lagi mematahkan hatiku. Sampai remuk jantungku. Musti di ronsen. Sekarang ia ku sebut kacang kupas, sejak ia mengundurkan diri jadi matahariku, Ia tak mau menyinariku, Bahkan sekedar mencampakkan cahaya dari celah kecil tempatku bersembunyi, itu tak bisa karena pacarnya. Hikss… sedih ya.. !!

Tiap kali aku berlutut dan sujud, aku berdoa suatu saat dia bisa cinta padaku. Tapi aku tetap berusaha agar rasa cintaku terhadap makhluk tuhan itu, tak melebihi cintaku kepada sang pencipta. Amin.

Apa yang terjadi dengan hatiku. Sehingga sebegetu rapuhnya ketika menemukanmu. Kau bahkan tak lagi menggubrisku. Apa yang terjadi denganku. Kenapa begitu lemah ketika menatapmu. Kenapa begitu hancur ketika aku tak lagi bisa mendapatkan sedikit hangatmu.

Apa kamu tak tau, rasanya hatiku saat berhadapan denganmu. Apa kamu tak tau rasanya jadi aku.


Dear Matahariku di telaga suci
Punggur 17 Agustus 2011

Assalamualaikum..
Hai, apa kabar?
Semoga Abek di sana selalu dalam lindungan Allah SWT. Mungkin surat atau tulisan ini tidak bertepatan dengan valentine atau peringatan lainnya. Tapi karena Ca’i tak pernah merayakan valentine, jadi boleh donk nulis surat kasih sayang dalam moment apa saja. Karena hari ini bertepatan dengan hari kemerdekaan, jadi ca’i ucapkan Happy independent day untuk kita semua.

Dengan surat ini Ca’i pengen mengingat masa-masa indah yang pernah Ca’i lalui bersama Abek. Atau mungkin setidaknya kita sebut masa-masa damai Ca’i bersama Abek.

Abek, Ingat tidak waktu kita menjadi host bersama di acara karoke di desa. Hal yang paling Ca’i ingat adalah ketika abek menyanyi lipsinc dibelakang panggung lengkap dengan gaya kocak dan Ca’i berpura-pura menjadi model wanitanya. Serta waktu Abek menyanyikan lagu dangdut untuk Ca’i dibelakang panggung dan Ca’i langsung berpura-pura tidur di atas kursi. Waktu itu Abek tampak marah, tapi beberapa detik setelahnya Abek tertawa terbahak. Melihat Abek tertawa, rasanya tak ada hal lain yang lebih membuat Ca’i merasa hangat.

Tahun ini adalah tahun kedua sejak Ca’i menyimpan perasaan untuk Abek. Bulan puasa tahun lalu kita sempat berbuka puasa bersama dan Alhamdulillah puasa tahun ini kita sudah dua kali makan bersama. Meskipun dengan teman-teman yang lain. Tapi moment itu sangat berharga buat Ca’i. Ketika kita bisa duduk di satu ruang yang penuh tawa renyah meski kita hanya saling menatap ragu. Seperti tadi sore. Saat matahari terbenam tapi Ca’i masih bisa lihat matahari. Saat itulah yang selalu Ca’i nantikan. Ingin sekali merasakan lagi kehangatan abek seperti dulu. Sebelum kita ditempa masalah.

Abek, Ca’i ingin sekali menunggu Allah membukakan hati Abek untuk Ca’i. Apa itu dosa ?

Sekian surat Ca’i yang sederhana ini. Semoga bisa menjadi sejarah esok hari.
Wassalamu’alaikum.

2 comments:

  1. ooooooooooooooooooo my God.. gila' lengkap dengan pemilik nama si matahari. uhh.
    ah, teringat dengan cintanya saya. saya ini, cintanya pada hewan-hewan air. ah, malas sebenarnya. mengaku cumi padahal tidak pandai berrenang. tapi sebelum menjadi WPPO, dicintai itu, belum di cap milik sapapun. saya rasa, saya hanya berusaha untuk setia pada hati saya. hingga rasa itu lunttur. seperti sekarang.

    Guys!! menjadi WPPO mungkin lebih baik, dari pada mengubar apa yang dilarang oleh agama kita. smile, dan berikan cinta yang kita punya untuk mereka yang selalu ada untuk kita :)

    ReplyDelete