Tuesday, January 11, 2011

Pohon Nangka Samping Rumah


Angin kencang, hujan lebat, sontak membuat pohon nangka di samping rumah ku patah dan rebah. Puncaknya tepat menyelubungi  jendela kamarku.

Aku tak tau persis kejadiannya. Aku hanya melihat ibuku berlari dari dapur ke kamar. Aku tak menghiraukan karena mengira ibuku yang berlari ke kamarnya karena mendengar adikku yang kecil menangis (tak masuk akal karena adikku sudah cukup besar). Ketika itu aku sedang menikmati novel yang baru ku beli sepulang kuliah kemarin sore. Makanya aku kurang peduli keadaan sekitar karena lagi asyiknya sama novel baru. . . :D

Sampai hujannya reda ibuku yang panik langsung mendekatiku di ruang tamu, “ cha’i tolong kasi tau si Alau pohon nangkanya patah!” sergah ibuku. Alau adalah tetangga samping rumahku.

“kok bisa” tanya ku setengah bingung.

“Jadi, nggak dengar dari tadi?”

“…”

Ibuku berlalu dan menghampiri ayah yang baru bangun dari bochi (bobo chiang).

Aku terhenyak. Dan memeriksa ke jendela kamarku.

“….” 

(-_-"!!)

No comments:

Post a Comment